skip to main |
skip to sidebar
Desa Karangbenda
Kecamatan Adipala dengan ketinggian 0 sampai
dengan 150 meter diatas permukaaan
laut .
Untuk menuju gunung selok dapat dicapai dengan kendaraan penumpang bus atau angkutan
pedesaan atau kendaraan pribadi dari terminal Adipala .
Gunung selok merupakan wisata yang nyaman mengasyikan dan unik, karena lokasi
ini menyajikan perpaduan keindahan alam berupa hutan bukit goa-goa alam Benteng
peninggalan jepang yang konon ada 25 benteng dan pantai laut selatan .
Wisatawan yang datang berkunjung biasanya mempunyai minat bersiarah atau ingin
bersemedi di petilasan atau makam atau di goa-goa yang ada . Petilasan yang
banyak di kunjungi dan dianggap keramat adalah Padepokan Jambe Lima dan
Padepokan Jambe Pitu.
Padepokan Jambe Lima atau Cemara Seta yang di ketemukan oleh Eyang Mara
Diwangsa yaitu saudara Patih Cakraningrat yaitu ayah kandung Cakrawerdaya
Bupati Cilacap Pertama, padepokan yang terdapat di puncak bukit sangat baik untuk
bersemedi .
Menurut legenda masyarakat setempat konon Padepokan Jambe Lima dahulu dahulu
merupakan markas pendekar-pendekar sakti pengawal bunga sakti Kembang Wijaya
Kusuma yaitu sekuntum bunga lambang kebesaran raja-raja Jawa dimasa lampau .
Untuk mendapat bunga tersebut harus orang harus mendapat ijin dari ketua
pengawal yang bernama Kyai Jambe Lima .
Kyai Jambe Lima mempunyai empat anggota seorang diantaranya sebagai wakil ketua
yaitu Pak Cilik Sukmoyo Renggo sedang yang tiga anggota lainnya adalah Kyai
Kampret Ireng (Tunggul Wulung ), Kyai Sambung Langu (Anggaswati ) Kyai Wesi
Putih (Sang Hyang Jati ).
Alkisah suatu hari pada tahu 1676 kerajaan Mataram jatuh ke Trunajaya .
Kemudian Pangeran Adipati Anom mengangkat diri sebagai raja menggantikan
ayahnya yaitu Sunan Amangkurat I yang meninggal di Ajibarang dan di makamkan di
Tegal Arum .
Adipati Anom bergelar Amangkurat II yang mengutus seorang kepercayaannya
bernama Ki Suropati untuk mencari kembang wijayakusuma untuk mengukuhkan
kedudukanya sebagai raja mataram .
Selain Adipati Anom, Pangeran Puger (adik Adipati Anom) yang mengangkat dirinya
sebagai raja Mataram mengutus tokoh sakti Ki Tambak Yudo Selain Adipati Anom
dan Pangeran Puger juga Trunojoyo yang sudah merebut tahta kerajaan juga mengutus
seorang yang bernama Gedug Gandamana untuk mendapatkan kembang Wijayakusuma
Ketiga utusan tersebut datang dan di tolak oleh Kyai Jambe Lima dengan alasan
belum waktunya, ketiga utusan tidak mau menerima keterangan Kyai Jambe Lima
terjadi pertempuran yang menewaskan kelima pengawal bunga tersebut termasuk
tiga utusan tersebut juga tewas, sebagai penghormatan dan peringatan maka oleh
penduduk sekitar Gunung Selok dibangunlah Padepokan Jambe Lima, dan Jambe Pitu.
Padepokan Jambe Pitu (pertapan Ampel Gading ) yang di renovasi oleh Presiden
Soeharto dan banyak di kunjungi peziarah karena dianggap sangat keramat karena
ada 3 petilasan Sang Hyang Wisnu Murti dan dua pusakanya yaitu Kembang
Wijayakusuma atau Eyang Lengkung Kusuma dan Cakra Baskara atau Eyang Lengkung
Cuwiri.
Selain Padepokan Jambe Lima dan Jambe Pitu juga masih banyak tempat yang ramai
dikunjungi peziarah pada hari hari tertentu seperti hari Jumat Kliwon dan hari
Selasa Kliwon dan di bulan Syura yaitu Goa Rahayu, Goa Naga Raja, Goa Bolong,
Goa Paku Waja , Goa Putih, Goa Grujugan, Goa Tikus, Goa Lawa, dan Kaendran
serta makam Kyai Sumolangu yang ada diatas benteng peninggalan jepang .
Beberapa Gua dijelaskan sebagai berikut:
GOA RAHAYU DAN GOA RATU
Goa yang terletak di kaki Gunung Selok sebelah Selatan menghadap pantai Samudra
Indonesia. Untuk menuju goa ini dapat ditempuh dengan kendaraan pribadi atau
carteran dari arah terminal Adipala ke Timur menuju Gunung Selok kemudian ke
selatan menelusuri jalan desa yang beraspal sampai pantai selok ke arah barat,
kemudian dilanjutkan dengan jalan kaki atau naik perahu menuju goa tersebut
atau dari gunung selok menelusuri jalan trap setapak menurun ke bawah menuju
goa tersebut.
Kedua goa ini setiap hari dikunjungi wisatawan untuk berziarah dengan tujuan
yang beraneka ragam ada yang menginginkan pangkat, kemuliaan, kesehatan, ingin
punya jodoh, usahanya lancar dan sebagainya. Goa yang pintu masuknya telah
dibuat tertutup dengan bangunan semen didalamnya ruangan yang petilasan cukup
luas dengan ukuran 80 m2 terdapat riual. Di Goa Rahayu ada 2 tempat ritual
yaitu Dewi Kencanawati dan Dewi Suci Rahayu.
Menurut legenda Goa Rahayu adalah Raden Danang Sutawijaya atau Panembahan
Senopati pendiri Keraton Mataram saat akan membabat alas Mentaok untuk bisa
masuk dan membabat alas mentaok sebagai syarat harus membawa tanah yang ada di
dalam goa yang dekat dengan batu, dengan tanah srana tersebut Danang Sutawijaya
dapat masuk dan membabat alas Mentaok dengan selamat ( Rahayu ) sehingga goa
tersebut disebut Goa Rahayu.
Sedangkan goa Ratu yang letaknya berhimpitan dengan Goa Rahayu di dalamnya
terdapat ritual Eyang Banda Yuda dan Dewi Sekar Jagat. Goa ini konon ceritanya
adalah bekas petilasan Eyang Jaring Bandayuda salah satu pendiri Kabupaten
Banyumas. Dalam persemediannya ia bertemu dengan putrid cantik Nyi Sekar Jagat
dan disarankan kalau mau membuat Kabupaten jangan melangkahi sungai Serayu atau
tepatnya di dekat pegunungan Pageralang dan kesemuannya dilaksanakan oleh Eyang
Jaring Bandayuda maka berdirilah Kabupaten Banyumas dekat Pegunungan
Pageralang.
GOA NAGARAJA
Goa Nagaraja terletak masih di kaki gunung Selok di sebelah Barat goa Rahayu
dan Goa Ratu ± 1 km ke arah barat dengan menelusuri alur sungai. Goa Nagaraja
ini bersebelahan dengan Goa Lawa (karena banyak kelelawarnya).
GOA PAKUWAJA
Goa ini terletak di kaki Gunung Selok bagian Timur tenggara, tempat ini banyak
dikunjungi orang yang berziarah dan ada tempat untuk sholat dan di dekatnya ada
air untuk berwudlu. Menurut legenda Pakuwaja adalah petilasan Pangeran Pakuwaja
yaitu putra Mahkota Kerajaan Majapahit terakhir, pada masa runtuhnya Majapahit
beliau berkehendak perang demi mempertahankan kerajaannya .
Disamping goa – goa tersebut masih ada goa – goa yang lain dikunjungi para
peziarah yang letaknya disebelah barat kaki Gunung Selok yaitu Goa Sri Bolong,
Goa Putih, Goa Grujugan, Untuk menuju Goa tersebut dari depan Balai Desa
Karangbenda ada jalan menuju selatan terus menelusuri jalan perhutani sampai ke
Kaindran kemudian menuju Goa Sri Bolong, Goa Putih, Goa Grujugan disebut Goa
Grujugan karena di mulut goa terdapat air yang terus menerus mengalir dari atas
kebawah.
BENTENG PENINGGALAN JEPANG
Disamping goa – goa tersebut di Gunug Selok juga terdapat Benteng peninggalan
Jepang yang konon sebagai tempat pertahanan Jepang dan tempat pengintaian musuh
yang datang dari laut. Konon ceritanya ada 24 Benteng peninggalan bala tentara
Jepang namun yang masih utuh tinggal satu yang sudah direnovasi dan di atas
benteng peninggalan Jepang kea rah barat daya terdapat makam Kyai Sumolangu
yang banyak dikunjungi para peziarah dari daerah Kebumen. Makam Kyai Sumolangu
sementara ini masih ditutupi gubug dan disekelilingnya baru dibangun pondasi
keliling. Konon Kyai Sumolangu berasal dari daerah Kebumen dan meninggal di
Selok.
Posting Komentar