LEGENDA DAN SEJARAH PEMERINTAHAN DESA ADIPALA



            Legenda Desa Adipala

Konon ceritanya bahwa Keraton Surakarta yang dibawah Raja Susuhunan Amangkurat 2 yang wilayah Kerajaannya sampai di daerah kita.Tanah daratan pada waktu itu masih ditumbuhi pohon dan rumput semak belukar sehingga manusia makannya bermacam macam buah buahan dan tanaman ubi ubian apa saja yang bisa dimakan.Maka munculah pemikiran dari sang Raja untuk menanam pohon kelapa yang bisa dimanfaatkan untuk bikin rumah dan buah kelapanya bisa dimanfaatkan untuk santan dan minyak buat campuran masakan,maka memanggil seorang punggawa kerajaan agar memerintahkan rakyatnya sepanjang pantai selatan dari Kraton Surakarta Sampai ke wilayah Kadipaten Adireja. Yang pada waktu itu dibatasi dengan musim tanan yang terbatas (menjelang musim penghujan).
Sang utusan kerajaan dalam rangka pengadaan perintah ke rakyatnya memakan waktu yang terlalu lama sehingga sampainya ke daerah Kadipaten Adireja sudah mepet waktu penghujan. Karena diperkirakan waktu yang mepet itu dari utusan sang Raja laporan waktunya sudah mepet maka perhitungan waktu Sang utusan tidak memungkinkan maka Sang Raja panggil lagi punggawa supaya panggil orang yang berkuasa di daerah Adireja yaitu wilayah katemenggungan yang dipimpin oleh Tumenggung Ngabei Natapraja.
Utusan dari Raja berangkat dengan prahu papan lewat segara kidul dan bersandar di kali pinggiran Gunung Selok. Sesampainya di Katemenggungan   dipetuk oleh Sang pembantu Tumenggung yaitu orang yang ngurusi Kuda,Dokar dan Gedogan ( kandang kuda) yang bernama Kyai Kebolodo.Kyai Kebolodo bersama sama utusan Raja bertemu Sang Tumenggung, yang maksudnya Sang Tumenggung supaya menghadap Raja Susuhunan Amangkutar 2 sekarang juga.
Panggilan yang dipaksakan dalam waktu singkat sang Tumenggung jadi berpikir jauh agar dalam waktu singkat sudah menghadap Sang Raja.Tumenggung Ngabei Natapraja berpesan sama Sang utusan bahwa dirinya siap menghadap dalan waktu yang tidak terlalu lama, maka Sang utusan langsung pamit pulang dengan naik prahu papan lewat laut kidul.
Ngabei Natapraja panggil Kyai Kebolodo supaya menyiapkan Kuda dan Dokarnya akan dibawa pergi ke Kraton Surakarta.Ngabei Natapraja memberikan seutas tati ikat kepalanya untuk mengikat Kuda dan Dokar.Setelah selesai diikat antara Kuda dan Dokar tiba tiba Kyai Kebolodo terkejut karena Kuda dan Dokar menjadi patung berbentuk kecil.Sang Tumenggung memerintahkan pada Sang Kyai Kebolodo untuk pegang patung Kuda Sang Ngabei Natapraja pegang patung Dokar.Sang Ngabei Natapraja suruk tutup mata pada Sang Kyai Kebolodo.Tiba tiba dalam sekejap mata saja Sang Kyai Kebolodo terkejut bahwa  dirinya sudah berada ditengan tengah alun alun Kerajaan Surakarta.
Sang Ngabei setelah sampai di alun alun perintah pada Sang Kyai Kebolodo patung Kuda dan Dokar supaya dibalut dengan kain putih yang sudah disiapkan dari awal keberangkatannya yang didikatkan pada sabuk perutnya. Sang Tumenggung langsung dijemput Sang punggawa Kraton dan dihadapkan pada Sang Raja Susuhunan Amangkurat2.
Raja berkata pada Tumenggung Ngabei Natapraja agar mau dalam waktu singkat bisa menanam pohon kelapa karena yang lain sudah pada kami perintah tanam pohon kelapa didaerah pinggiran pantai bahkan sudaH pada selesai beribu ribu pohon yang sudah pada ditanam.      Tumenggungsambil berpikir suruh tanam kelapa padahal persiapan benihnya tidak ada atau ditempatkan dimana, maka Sang Tumenggung bilang sama Raja,kami tidak siap karena kami tidak ada kelapa yang siap ditanam.
Sang Raja menjawab, kalau anda siap akan kami siapkan kelapa yang sudah siap tanam,tapi harus ditanam segera dalam jangka waktu tiga hari harus selesai ditanam silahkan kerahkan rakyatmu sebanyak banyaknya.
Sang Tumenggung menjawab siap.
Dengan adanya kesiapan Sang Tumenggung maka Sang Raja Susuhunan Amangkurat2 dengan tak sadarkan diri beranjak dari tempat duduknya bertepuk tangan tiga kali ( prok prok prok ) dengan kata kata kamu hebat.Dengan kesaktiannya tepukan tangan sang Raja tiga kali,tidak disangka sangka dan tak terduga sebelumnya disekeliling tempat pembicaraan sudah dikelilingi tumpukan buah kelapa yang sudah pada tumbuh siap ditanam,maka Sang Raja Susuhunan Amangkurat2 bertanya:
Bagaimana, bibit kelapa sudah saya siapkan!!
Sang Ngabei dengan kepala menunduk dan mengerahkan kesaktian kebatingannya terus berkata. Kami siap menanam.
Sang Ngabei Natapraja menoleh kekanan kekiri terus berkata pada Sang Raja, Saya mohon pamit dan mohon doa restu akan melaksanakan perintah Raja,terus dia Sungkem dan berkata pada pengawalnya Sang Kyai Kebolodo, Mari kita pamit dengan menepuk tangantiga kali. Dengan kata kata dari Sang Natapraja pamit dan tepukan tangan tiga laki para punggawa Kraton dan Sang Kyai Kebolodo pada bengong dan terkejut benih kelapa yang ada disekelilingnya musnah tanpa bekas.
Setelah itu para punggawa Kraton mengantar Sang Ngabei Natapraja dan punggawa Sang Kyai Kebolodo sampai ke alun alun.Sang Ngabei Natapraja mernerintahkan pada Sang Kyai Kebolodo suruh buka lagi bungkusan patung Kuda dan Dokar untuk dipegang seperti pada waktu akan berangkat ke Kerajaan Surakarta.Dengan sekejap mata sudak sanpai pedepokan semula di Adireja dan langsung berjalan di daerah pesisir pantai bersama sama Sang punggawa dan kerabatnya. Sang Punggawa pada terkejut  digrumbul kebon sudah banyak lubang lubang calon tempat tanaman kelapa lalu menanam benih kelapa ( atau bisa disebut juga Cikal ) Sampai sekarang gerumbul itu disebut Kebon Cikal.Yang sekarang letak grumbul itu didaerah ujung kebon wetan.
Sang Ngabei Natapraja dan Sang Kyai Kebolodo beserta rakyatnya pada menamam cikal bersama sama. Dari ujung timur kebarat.Sesampainya didaerah barat waktu sudah malam maka cikal cikal yang masih sisa dikelumpukkan dirumah rakyatnya.Runah tempat berteduhnya orang kecil atau rakyat. Dalem tempat berteduhnya orang orang pembesar.
Keesokan harinya penanaman cikal dilanjutkan yang mengambil benih kelapanya di rumah atau dalem yang berada dipelataran perkebunan atau disebut juga kebonan. Maka sekarang daerah tersebut disebusebut Kebon dalem yang terletak sekarang di kebon dalem kulon.Penanaman cilal sudah beribu ribu tanaman yang sudah tertanam didaerah pesisir pantan karena pada zaman itu pantai masih diutara tidak seperti sekarang.
Janji Sang Ngabei Natapraja tiga hari selesai penanaman pada Sang Raja pada waktu itu.Pada hari kegita ada utusan Punggawa dari Sang Raja Susuhunan Amangkurat2 untuk meninjau apakah penanaman benih kelapa sudak selesai. Rombongan dari Kraton lewat laut pakai prau dan mendarat di pinggiran gunung Selok.Setibanya didaerah tanaman cikal terus dipetuk sama punggawa dari utusan Sang Ngabei Natapraja. Namun tertemuan antara Punggawa dengan Pungawa salah pengertian dianggap bahwa kedatangan utusan dari Kerajaan Surakarta dirakat. Dianggap  bukan dari Kerajaan Surakarta.
Peritungannya Punggawa dari Sang Ngabei Natapraja akan menaklukan Sang Ngabei dan Rakyatnya untuk dijajah sehingga peperangan tidak bisa dielakan.Sampai sampai Sang Ngabei Natapraja dan pembantunya Sang Kyai Kebolodo ikut perang. Dengan kesaktian Sang Ngabei dan Sang Kyai, Prajurit Kraton Surakarta kececeran. Namun ada orang pintar dan sakti dari utusan Raja berembug, yang intinya bahwa kesaktiandari Sang Ngabei dan Sang Kyai bisa mati apabila dibakar dan dibuntal dengan Ijuk.
Sesuai dengan hasil rembugan tersebut segala sesuatunya dipersiapkan oleh para prajurit Kraton. Dihari berikutnya pertempuran dimulai lagi yang akhirnya Sang Ngabei dan Sang Kyai tertangkat dan pipukuli atau sebutan lain dipolo ( bahasa dialek Surakarta Solo )terus menerus oleh para punggawa Kraton.Ada salah satu prajurit Sang Ngabei Natapraja yg salah ucap karena orang wilayah Kradenan Banyumas maka bukan dipolo tapi dipala, Maka muncul Kata kata Kadipaten Adireja Padukuhan Kadipolo menjadi Adipala.
Namun masih tetap hidup dengan keadaan kesaktiannya. Maka muncul Sang orang pintar dan sakti dari Kraton memeritahkan supaya dibakar yang sudak dibuntak ijuk.Maka pembakaran terus berlangsung sampai jadi abu. Sang orang pintar memerintahkan pada para prajurit bahwa Sang Ngabei Natapraja dan pembantunya Sang Kyai Kebolodo sebetulnya tidak bersalah hanya karena salah pengertian, maka jasadnya yang sudak jadi abu agar dimakamkan di Kuburan Sumpilan wilayah Desa Adipala.
Demikian konon Cerita Legenda Desa Adipala menurut cerita orang orang sekitarnya.


Sejarah Pemerintahan Desa Adipala

Pemerintahan Desa Adipala adalah salah satu 16 (enam belas) Desa yang ada di Wilayah Kecamatan Adipala, dan berada di Pusat Pemerintahan Kecamatan. Dalam sejarah Pemerintahan Desa Adipala pada tahun 1946 s/d tahun 1971 dijabat oleh WIRJADIMEJA yang pada waktu  itu masih disebut Penatus bukan  Kepala Desa, setelah tahun 1972 setelah kepemimpinan seorang Penatus sejak tahun 1972 oleh REMBUN RESAJEMIKA sampai dengan tahun 1988 sudah berubah menjadi Kepala Desa, selanjutnya digantikan oleh WIRYO SUMARNO sejak tahun 1989 sampai dengan 1999.
Pada tahun 1999 dipimpin oleh Kepala Desa NUGROHO WALUYADI yang dengan masa jabatan selama 5 (lima) tahun sampai dengan tahun 2003,  namun karena sesuatu hal mengundurkan diri maka hanya sampai dengan 2001 dan digantikan oleh HARYADI sejak tahun 2002 sampai dengan 2007.
Pada tahun 2007 berakhir masa jabatan Kepala Desa digantikan oleh SUMARDI sejak tahun 2008 yang seharusnya mempunyai masa jabatan sampai dengan 2014 namun karena sakit dan meninggal dunia maka hanya melaksanakan tugas sampai dengan tahun 2009, dan pada tahun 2010 dilakukan penggantian oleh KASAN HADI SUWARNO sampai dengan 2016.
Dalam penggantian Kepala Desa yang dilakukan dengan proses Pemilihan langsung oleh masyarakat sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Cilacap Nomor 28 Tahun 2008 tentang Tata Cara Pencalonan, Pemilihan, Pelantikan dan Pemberhentian Kepala Desa, yang sebagian pasalnya telah direvisi dengan Peraturan Daerah Kabupaten Cilacap Nomor 01 Tahun 2010, terpilih Kepala Desa untuk masa bakti 2016 – 2022 adalah Ir. Subandono.
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. ADIPALA... LUAR BIASA !!!! - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger